JAMBI, BARISBARU.COM – Debat perdana pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Jambi 2024 menjadi sorotan utama dengan munculnya visi para kandidat dalam meningkatkan kualitas hidup serta lingkungan di kota.
Dua program utama yang diusung adalah Kampung Bersih, Aman, dan Pintar (BANTAR), yang telah berjalan, dan Kampung Bahagia dari pasangan calon Maulana-Diza.
Kampung BANTAR, yang dikenal oleh masyarakat Jambi, menerapkan konsep perlombaan di mana setiap RT bersaing untuk mencapai kriteria tertentu.
Sementara itu, Kampung Bahagia menawarkan pendekatan tanpa kompetisi, dengan fokus pada pemerataan sumber daya untuk setiap RT.
Dalam Kampung BANTAR, peserta RT dinilai melalui tiga kriteria penting: Kebersihan, Keamanan, dan Kepintaran.
- Kebersihan: Setiap RT diharapkan memiliki Ruang Terbuka Hijau dan lingkungan yang bersih serta ramah lingkungan.
- Keamanan: Penilaian melibatkan bebasnya lingkungan dari ancaman seperti narkoba dan kriminalitas.
- Kepintaran: Mengukur pendidikan, mengurangi angka buta aksara, dan menurunkan angka kematian ibu hamil dan balita.
Namun, pendanaan untuk Kampung BANTAR terbatas, dan RT yang berpartisipasi bergantung pada dana gotong royong masyarakat.
Hanya RT yang berhasil dalam perlombaan yang berhak atas dana pembinaan, dengan jumlah bervariasi antara Rp3 juta hingga Rp10 juta, tergantung kategori yang dimenangkan.
Sementara itu, Kampung Bahagia yang diusung pasangan Maulana-Diza menjanjikan alokasi dana yang lebih besar, yakni Rp100 juta per tahun untuk setiap RT, bersumber dari APBD Kota Jambi.
Bantuan ini mencakup berbagai aspek pembangunan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti:
- Infrastruktur dan Lingkungan: Memperbaiki jalan, fasilitas umum, dan infrastruktur lainnya yang dianggap mendesak.
- Dukungan untuk UMKM dan Warga Kurang Mampu: Menyediakan bantuan ekonomi untuk usaha kecil dan layanan kesehatan.
- Pengembangan Kelembagaan: Mendorong pengembangan kelembagaan dan fasilitas sosial di setiap RT.
- Pendidikan: Menyediakan beasiswa bagi warga yang kurang mampu.
Melalui pendekatan ini, pasangan Maulana-Diza yakin bahwa setiap RT dapat memenuhi kebutuhan spesifik mereka tanpa harus bersaing.
Maulana-Diza menyampaikan keyakinannya bahwa Kampung Bahagia menawarkan solusi adil dan efektif untuk pemerataan pembangunan di Kota Jambi.
“Kami ingin memastikan semua masyarakat mendapatkan fasilitas yang layak, menciptakan Kota Jambi yang lebih sejahtera dan berpendidikan,” ujarnya dalam debat tersebut.(*)