Opini  

Arah Visi Misi? Jangan Hanya Rangkaian Kata dan Kalimat

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"square_fit":2,"beautify":1,"adjust":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

Oleh : Rian Muiz

SAYA sebagai penulis mengingatkan agar visi misi Kabupaten Tanjab Barat kedepan tidak hanya sebatas ucapan tanpa makna dan realisasi.

Jangan-jangan visi misi ini hanya sebuah rangkaian kata dan kalimat,—- Sebagaimana diketahui, dalam periode kepemimpinan Bupati Tanjab Barat saat ini (2020-2024) yaitu Tanjab Barat Berkah.

Dan setiap akhir tahun kinerjanya, Pemerintah melakukan ekspose kinerja Bupati sebagai ujung tombak pemerintahan. Namun, sama-sama kita ketahui dampak dari Visi-Misi ini masih jauh dari harapan masyarakat Tanjab Barat.

Atau setidaknya, kalau tidak terpenuhi. Kabupaten Tanjab Barat saat ini kembali menunjukkan jati dirinya, dan seharusnya kinerja Pemerintahan yang selaras dengan dampak yang dirasa masyarakat secara langsung.

Untuk itulah saya sebagai penulis mengingatkan agar untaian kata tersebut, tidak hanya menjadi rangkaian kata pemanis bibir saja, tapi ada aksi nyata. Bahkan visi misi wajib menjadi tolak ukur untuk meraih yang dicita-citakan.

Pemimpin Tanjab Barat kedepan perlu menetapkan arah yang dituju (point of arrival) selanjutnya. Periode 2020-2024 hampir kita rampung lalui, apa yang sudah dicapai (point of arrival) tahun 2020-2024.

Kedepan semua rencana pembangunan harus reasonable (bisa diukur).

Jangan berpikir akan membangun terlalu banyak, karena akan menjadi janji dan beban politik si Bupati terpilih nantinya dengan serangkaian visi-misi yang disusunnya.

Untuk Tanjab Barat kedepan, pembangunan selanjutnya harus disesuaikan dengan kenyataan, dan kebutuhan 5 tahun ke depan.

Pengalaman empat tahun tahun berjalan saat ini, hendaknya menjadi pengalaman empiris dan posteriori untuk Tanjab Barat.

Pasar kuliner yang direnovasi ternyata tidak sesuai harapan atau sepi pengunjung atau biasa biasa saja, dan bukan hal yang baru. Kalau pembangunan jalan, jembatan dan PJU. Itu adalah kewajiban semua Kepala Daerah. Itu bukan menjadi inovasi lagi. Namun, itu sebuah kewajiban.

Menurut saya, (seperti pasar kuliner) mereka butuh tapi ternyata mereka tidak butuh. Ini menjadi persoalan, kedepan harus betul-betul berdasarkan apa yang dibutuhkan masyarakat dalam skala prioritas.

Sebagai masukan bagi penyusunan RPJMD, saya berpesan agar Learning how to learn (belajar cara belajar), Learning how to do (belajar cara mengerjakan) dan Learning how to know (belajar cara mengetahui).

Ketiganya harus betul-betul menjadi pegangan sebagai point of departure. Karena kalau tidak demikian, kita tidak akan tahu cost and benefit dari apa yang dibangun.

Maka yang diperlukan adalah wawasan keunggulan (center of excellence), dimana kita harus terbiasa berpikir secara sistemik dan sistematik.

Kalau sudah ada tujuan yang ingin dicapai melalui sebuah visi misi yang tertuang dan terjabarkan dalam RPJMD, maka suatu ketika, dalam waktu-waktu tertentu akan bisa diketahui pada posisi mana target yang dituliskan itu telah dicapai.

Semoga Kabupaten Tanjab Barat yang kita cintai dan kita Banggakan kedepan, bisa berinovasi dan menjadi pusat perhatian di Provinsi Jambi, bahkan sekala Nasional.

Selamat menyongsong Pilkada Tanjab Barat tahun 2024.  ****** Penulis adalah Managing Director LKPR Jambi dan Jurnalist di Jambi******