Opini  

Menuju Pesta Demokrasi 2024 Mendatang, Bagaimana Harusnya Sikap Mahasiswa?

OPINI – Mendengar istilah Agent of change, social control, iron stock dan moral force. Sudah tentu tak terlepas dari tindak tanduk dari diri mahasiswa.

Mengapa demikian? Ya, karena begitulah idealnya mahasiswa yang memang ditempah di suatu perguruan tinggi.

Sehingga posisi mahasiswa didalam kehidupan masyarakat berada pada keistimewaan. Karena berada satu tingkat diatas masyarakat dan dibawah satu tingkat penguasa.

Akan tetapi, saya rasa baru-baru ini ada yang menggelitik dari sikap salah seorang oknum dari DPRD Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) seolah-olah kita (mahasiswa) terkesan hanya dinilai sebagai ” obyek politik” Atau orientasi yang mengarah ke kepercayaan. Bukan bertumpu pada nilai, dan gagasan untuk pembangunan.

Saya beranggapan jika wakil rakyat menilai mahasiswa sudah kepada hal yang pragmatis seperti ini, maka sebagai mahasiswa harus bertindak dan mempertegas secara prinsip serta komitmen dengan cita-cita perjuangan.

Apalagi motifnya, mahasiswa hanya dijadikan lumbung suara menuju Pileg 2024 mendatang, saya tidak bisa membayangkan betapa bobroknya demokrasi, tanpa peran mahasiswa yang harusnya menjadi penyeimbang dari kebijakan.

Untuk itu saya memohon kepada rekan-rekan mahasiswa, selain lebih memilih wakil rakyat di 2024 mendatang, saya ingin menegaskan bahwa mahasiswa harus menjadi agen keberpihakannya kepada masyarakat yang diperjuangkan untuk maju sejahtera.

Mahasiswa bukan boneka caleg, mahasiswa bukan kacung, mahasiswa bukan alat. Mahasiswa adalah pengkritik dan pemikir setiap kebijakan pemerintah. Jika mundur merupakan bentuk penghianatan, maka apatis adalah suatu bentuk rekreasi.

Berdiri kokoh, seperti pikiranmu, berjalan seperti integritasmu, berlari seperti tindakanmu. Itulah mahasiswa org terpelajar penuh dengan ide,gagasan dan kebijakan pengontrol yang pro rakyat. (St)

Oleh : Jumaidi Alamsyah S.Or

Ketua IKAMI Sul-Sel Kota Jambi